“ Saat alam menari penuh makna,
Semesta berseri senyum terpana…
Saat liukan tubuhmu penuh gairah,
Lirikan jalangku menahan goda…”
Selama ini terdapat suatu pengertian yang salah kaprah terhadap gaya “Bunjin” dalam Bonsai. Ada yang mengatakan gaya Bunjin adalah gaya “Tua renta”, Bonsai tersebut harus terkesan kurus, tinggi, tua dan merana… Saya kurang paham, dari mana asal-usul pengertian tersebut, mungkin hanya rekaan sendiri; padahal, gaya ini jelas-jelas disebut sebagai “Bunjin” (Bh. Jepang) atau “Literati” (Bh. Inggris) yang artinya adalah “Pujangga”; dalam bh. Mandarin disebut “Wen-ren”.
Menurut buku dan literatur seni Bonsai Cina, sangat gamblang diulas mengenai asal-usul, sejarah gaya tersebut baik dari segi budaya maupun politik yang mempengaruhinya serta makna filosofisnya.